Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya
sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan
dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu
lintas perdagangan dunia. Untuk lebih jelasnya, silahkan amati gambar peta
jaringan perdagangan laut Asia Tenggara yang di atas..
Jauh sebelum datangnya bangsa kolonial bangsa Indonesia sudah ada orang-orang
yang sudah datang ke Indonesia Orang-orang ini adalah para pedagang dari India dan China.
Melalui jalur perdagangan merekalah, agama Hindu-Buddha mulai hadir di
Indonesia.
Menurut para ahli sejarah, cara masuk dan proses
penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia terbagi menjadi 2, yaitu:
·
Masyarakat Nusantara berperan pasif
Maksudnya adalah
masyarakat Nusantara mempelajari agama Hindu dan Buddha melalui masyarakat
India dan China yang datang ke Nusantara.
·
Masyarakat Nusantara berperan aktif
Masyarakat Nusantara
belajar langsung ke India dan China untuk mempelajari agama tersebut secara
mendalam kemudian kembali ke Nusantara sebagai penyebar agama tersebut.
Dari 2 cara tersebut, muncul 5 teori tentang
masuknya agama Hindu-Buddha. 3 untuk yang berperan pasif dan 2 untuk yang berperan
aktif. Berikut ini adalah teori-teorinya:
·
Pasif
1.
Teori
brahmana
Teori ini dikemukakan
oleh Van
Leur. Ia mengemukakan bahwa para kaum brahmana diundang
datang ke Nusantara karena ketertarikan raja-raja yang berkuasa dengan ajaran
agama Hindu dan Buddha. Sehingga raja-raja tersebut
mendatangkan para kaum brahmana untuk mengajarkan agama tersebut untuk raja dan
rakyatnya.
2.
Teori
waisya
Dikemukakan oleh N.J.Krom yang
menyebutkan bahwa para pedagang yang beragama Hindu dan Buddha lah penyebar utama agama tersebut
di Nusantara. Karena perdagangan pada jaman dahulu menggunakan
jalur laut dan bergantung pada angin, ketika para pedagang ini menetap di
Nusantara, mereka memperkenalkan agama dan kepercayaannya kepada masyarakat.
3.
Teori
ksatria
Pada jaman masuknya
Hindu-Buddha ke Nusantara, di daratan India dan China sedang berlangsung perang
saudara. Raja-raja yang kalah peperangan melarikan diri ke Nusantara untuk
berlindung. Lambat laun mereka mendirikan kerajaan kembali di Nusantara dengan
corak-corak yang berhubungan dengan agama Hindu atau Buddha yang sebelumnya
mereka anut. Nah, teori ini dikemukakan oleh C.C. Berg, Mookerij, J.C.
Moens.
·
Aktif
1.
Teori
arus balik
Teori ini berasumsi bahwa perkembangan
ajaran Hindu dan Buddha yang pesat di India, kabarnya sampai terdengar sampai
ke Nusantara, dan kemudian menarik minat para kaum terpelajar di
Nusantara untuk berguru ke India. Setelah mereka berguru dan
pulang ke Nusantara, mereka mulai menyebarkan agama baru yang mereka pelajari
disana sebagai pemuka agama dan pendeta. Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch.
2.
Teori sudra
Para
budak dari India dan China datang ke Nusantara karena dibawa oleh pemiliknya atau karena
mencari kehidupan yang lebih baik. Pada saat mereka menetap di Nusantara,
mereka berasimilasi dan berakulturasi dengan penduduk sekitar. Hal tersebut
membawa perubahan pada penduduk yang pada awalnya memeluk Animisme dan
Dinamisme, berganti memeluk agama Hindu atau Buddha. Teori ini dikemukakan
oleh van
Faber.
Kebudayaan Hindu dan
Buddha tidak hanya memengaruhi cara beribadah masyarakat Nusantara pada jaman
itu, tetapi juga memberikan beberapa peninggalan lain. Misalnya kerajaan yang pernah
berkuasa, tempat keagamaan, prasasti, cara hidup,
dan masih banyak lagi.
Kebudayaan Hindu dan
Buddha tidak hanya memengaruhi cara beribadah masyarakat Nusantara pada jaman
itu, tetapi juga memberikan beberapa peninggalan lain. Misalnya kerajaan yang pernah
berkuasa, tempat keagamaan, prasasti, cara hidup,
dan masih banyak lagi.[1]
[1] Seno aji, “proses masuknya agama hindu dan
buddha ke nusantara”, diakses dari https://blog.ruangguru.com/proses-masuknya-agama-hindu-buddha-ke-nusantara,
pada tanggal 4 desember2019 pukul 11:21 AM.
0 Komentar